Inilah Kisah Syekh Ali Jaber dengan Ustadz Anti Maulid

- 1/27/2017

Inilah Kisah Syekh Ali Jaber dengan Ustadz Anti Maulid

 

Wartaislami.com ~ Dalam sebuah cuplikan ceramah video di Youtube, Syekh Ali Jaber mengisahkan tentang dirinya sewaktu berjumpa dengan salah seorang ustadz anti maulid, membid'ah-bid'ahkan Maulid Nabi. Syaikh Ali Jaber kemudian menghampiri dan bertanaya "Kenapa Maulid Bid'ah?" Jawaban dari ustadz tersebut adalah karena tidak ada dizaman Rasulullah
Syekh Ali Jaber bertanya lagi : "Jadi dasarnya itu saja ?". Jadi tidak ada didalam al-Qur'an maupun Hadits yang secara jelas melarang hal itu, maka Syekh Ali Jaber berkata lagi : "Antum dari kepala sampai ujung kaki, bid'ah. Karena antum tidak ada dizaman Rasul"
Diakhir kisahnya, Syekh Ali Jaber memberikan nasehat bahwa "Walaupun dalam masalah Maulid itu ada beda pendapat, tapi tidak salah kita saling shilaturahim, saling menasehati dan saling mengisi".
Berikut cuplikan video tersebut :
Profile Singkat Syekh Ali Jaber
Syaikh Ali Jaber, demikian sapaan akrab Syaikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, lahir di kota Madinah Al-Muna­warah pada tanggal 3 Shafar 1396 H, bertepatan dengan tanggal 3 Febuari 1976 M. Ia menjalani pendidikan, baik formal maupun informal, di Madinah.
Tahun 1410 H/1989 M, ia tamat ibti­daiyah, tahun 1413 H/1992 M tamat tsa­nawiyah, tahun 1416 H/1995 M tamat aliyah. Tahun 1417 H/1997 M hingga saat ini ia mulazamah (melazimi) pela­jaran-pelajaran Al-Qur’an di Masjid Nabawi, Madinah.
Sedari kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Qur’an. Ayahandanyalah yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Qur’an, karena dalam Al-Qur’an terdapat semua ilmu Allah SWT. Dalam mendidik agama, khusus­nya Al-Qur’an dan shalat, ayahnya sa­ngat keras, bahkan tidak segan-segan me­mukul bila Ali Jaber kecil tidak men­jalankan shalat. Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
Di Madinah ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Se­bagai anak pertama dari dua belas ber­saudara, Ali Jaber dituntut untuk mene­ruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai ke­butuhannya sendiri. Tidak mengheran­kan, di usianya yang masih terbilang be­lia, sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Al-Qur’an.
Sejak itu pula Syaikh Ali memulai ber­dakwah mengajarkan ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut, kemudian belanjut ke masjid lainnya. Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru tahfizh Al-Qur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.
Tahun 2008, ia melebarkan sayap dakwahnya hingga ke Indonesia. Kebe­tulan ia menikahi seorang gadis shalihah asli Lombok, Indonesia, bernama Umi Nadia, yang lama tinggal di Madinah. Pada tahun yang sama, ia melaksana­kan shalat Maghrib di masjid Sunda Ke­lapa Jakarta Pusat. Selepas shalat ada salah seorang pengurus masjid memin­tanya untuk menjadi imam shalat Tara­wih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan.
Sejak itulah ia terus mendapat keper­cayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia. Demi menunjang komuni­kasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia.
Oleh : Ibnu Manshur
Sumber : Majalah Al Kisah (Profile Syekh Ali Jaber)/muslimedianews.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com

Seputar Inilah Kisah Syekh Ali Jaber dengan Ustadz Anti Maulid

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Inilah Kisah Syekh Ali Jaber dengan Ustadz Anti Maulid