Kenapa Jaringan Teroris Gencar Rekrut Perempuan? Ini Penjelasan Kiai Said

- 4/20/2017

Kenapa Jaringan Teroris Gencar Rekrut Perempuan? Ini Penjelasan Kiai Said

 

Sel-sel jaringan terorisme yang digerakkan oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) saat ini kecenderungannya gencar merekrut perempuan. Tidak hanya dijadikan sebagai sarana indoktrinasi dan distribusi logistik, tetapi juga dijadikan sebagai “pengantin” atau pelaku bom bunuh diri.
Terbukti dengan beberapa perempuan yang tertangkap oleh Densus 88 Polri yang hendak melakukan aksi bom bunuh diri. Kasus pertama penangkapan Dian yulia Novi di Bekasi yang hendak meledakkan diri dengan target Istana Negara.
Kedua, Ika Puspitasari alias Salsabila di Purworejo yang diduga kuat terlibat tindak pidana terorisme, dan ketiga penangkapan Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima, istri Santoso, Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Mengapa gencar merekrut perempuan? Terkait dengan kecenderungan tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mempunyai analisis tersendiri. Penjelasan itu ia kemukakan dalam rubrik opini berjudul "Perempuan dan Terorisme" yang ditulisnya di Harian Kompas edisi Kamis, 5 Januari 2017.
Menurut penjelasan Kiai Said, ada 3 faktor yang menjadi kecenderungan sel jaringan terorisme NIIS gencar merekrut perempuan.
Pertama, katanya, sel NIIS di Indonesia sedang meniru strategi dan taktik NIIS internasional yang melibatkan perempuan dalam peran-peran kombatan yang selama ini didominasi laki-laki.
“Termasuk pasukan artileri dan pasukan bom bunuh diri,” tulis Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
Menurut Guru Besar Ilmu Tasawuf itu, saat ini NIIS di Irak dan Suriah mengalami banyak kekalahan. Menjadikan perempuan pelaku bom bunuh diri atau pasukan artileri dianggap efektif untuk mengelabui lawan.
“Kedua, secara sosiologis perempuan, termasuk anak-anak adalah kelompok rentan,” jelasnya.
Dalam kasus Dian, menurut Kiai Said, betapa perempuan dan anak-anak sangat rentan saat tercuci pikirannya ketika menemukan dan membaca doktrin-doktrin radikal di dunia maya dan di media sosial.
“Dian mengaku sering membuka status-status Facebook para ekstrem jihadis di Suriah dan sering mengonsumsi berita serta artikel keagamaan di situs millahibrahim.net yang berisi ajaran-ajaran radikal Aman Abdurrahman tanpa nalar kritis,” urai kiai asal Kempek, Cirebon ini.
Ketiga, imbuhnya, banyak studi menunjukkan perempuan yang menjadi TKW mengalami banyak kekerasan fisik dan psikis. Kekerasan ini, menurut Kiai Said melahirkan penyakit psikis berupa marah, gelisah, dan putus asa. Hal ini menjadikan mereka makin rentan terhadap pengaruh apapun.
“Butuh mekanisme pertahanan diri secara benar dalam diri setiap orang. Dalam kasus Dian, mekanisme pertahanan diri justru diperoleh dari jalan yang tidak benar,” terang Kiai Said. (Fathoni)
Sumber : nu.or.id

Source Article and Picture : www.wartaislami.com

Seputar Kenapa Jaringan Teroris Gencar Rekrut Perempuan? Ini Penjelasan Kiai Said

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kenapa Jaringan Teroris Gencar Rekrut Perempuan? Ini Penjelasan Kiai Said