Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa
Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa | Referensi terbaru di 2017 via web Artikel Islami. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Artikel Islami. Artikel ini di beri judul Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa. Konten ini untuk anda pembaca setia https://islamizona.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Artikel Islami dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Artikel Islami di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa di bawah ini dari situs web Artikel Islami.
Wartaislami.Com ~ Rasulullah bersabda:
احبب حبيبك هوناما، عسى ان يكون بغيضك يوماما وابغض بغيضك هونا ما، عسى ان يكون حبيبك يوماما
“Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu” (Riwayat Turmidzi)
Kyai Ahmad Mustofa Bisri(Gus Mus) berkata:
"Tak baik membenci Arab. Bisa kuwalat. Dulu ada tokoh NU membenci Arab, di belakang hari putra-putranya tak ada yang punya minat untuk berkhidmah di NU".
Kyai Maimoen Zubair berkata:
"Walaupun berguru pada kyai Arab, jangan menyepelekan kyai Jawa. Sikap macam itu tidak saja bisa memunahkan kyai Jawa, tapi juga memunahkan kyai Arab sekaligus. Di sini punah, di sana juga punah".
Membaca status ini saya jadi teringat dawuh Alm. KH. HASYIM ROFI'I Pasuruan (beliau alumni Lirboyo seperiode dengan KH. Mahrus Ali dan beliau juga alumni Bendo):
Yen getting ojo nemen-nemen nggarai kanggenan. Ndisek iku Kiai Mahrus di lawang kamar pondoke ditulisi: KORAN HARAM MASUK KAMAR. Lha saiki piye, koran dadi wocoan wajib sebab Kiai Mahrus dadi pengurus PBNU.
(Kalau benci jangan terlalu, nanti akan mengakibatkan dilakukan sendiri. Dulu itu Kiai Mahrus Ali Lirboyo di pintu masuk kamar pondok ditulisi: KORAN HARAM MASUK KAMAR. Sekarang bagaimana? Koran menjadi bacaan wajib sebab beliai pengurus PBNU.)
Beliau (KH. Hasyim Rofi'i) sangat membenci Gambus Asyubban pimpinan alm Kiai Zainal Abidin Rembang Pasuruan karena ada praktek yang menyalahi syareat.
Kiai Zainal tokoh allamah yang kontroversial (di akhir hayatnya beliau uzlah dari hingar bingar dunia tidak keluar dari masjid).
Karena sikap keras Kiai Hasyim ini, Kiai Zainal dawuh "Kalau ada orang podokaton ngundang Asyubban, saya gratiskan"
Saat imtihan di pondok pesantren Daru Mafatihil Ulum Podokaton Pasuruan, abah saya (yang ketika itu menjadi kepercayaan beliau Kiai Hasyim ) matur kepada Kiai Hasyim dalam bahasa jawa, "Teman-teman ingin ada hiburan di acara imtihan, mau diadakan hiburan musik"
Kiai hasyim dawuh, "Alat musiknya apa?"
Kemudian .abah menyebutkan beberapa alat musik yang tidak haram. Namun Abah tidak menyampaikan jika alat musiknya milik asyubban. Kiai Hasyim pun mengijinkan.
Pas hari "H". Di tengah acara musik, sebenarnya Kiai Hasyim tidak keluar dari dalem. Tapi gus Dullo / KH. Abdullah (putra beliau) yang masih kecil ketika itu minta antar abahnya untuk beli mainan. Saat mengantar putra beliau itulah Kiai Hasyim tahu dan terkejut atas acara yg sedang dibawakan para santri beliau lengkap dengan pakaian dan alat musik dari Asyubban. Beliau langsung berteriak dari depan panggung, "Heee iku santriku iku. Wis buyar-buyar ganti srakalan ae. (Heee itu santri saya... Sudah bubar-bubar ganti shalawat syaraful anam saja)"
Selama tiga hari semua santri tidak ada yg berani menghadap beliau, termasuk abah saya. Hari ketiga abah sowan kepada beliau. Beliau tidak marah dan dawuh, "Semoga hanya ini balasan saya, karena "membenci" fatwa-fatwa Kiai Zainal". Dan beliau lalu dawuh dan cerita tentang Kiai Mahrus Lirboyo sebagaimana di atas.
Saya oleh abah dididik sendiri ilmu agama sejak kecil. Mulai baca al-Qur'an dan baca kitab. Kemudian saya diseklahkan SD lalu SMP. karena itulah abah saya dijadikan gunjingan salah satu keluarga karena anak kiai koq gak masuk madrasah. Bencinya minta ampun kepada orang yang sekolah umum.
Ndilalah ketika Orang tersebut wafat, semua putranya sekolah umum semua sampai kuliah. Dan nyaris tidak paham ilmu agama.
Pepatah jawa mengatakan:
Sing sapa gething bakal nyanding
(Siapa yang membenci maka akan ditempati)
Benar kata gus Mus, benar kata mbah Mun, benar kata Kiai Hasyim Rofi'i.
Semoga mereka semua yang saya sebut dalam kisah ini dipertemukan kelak di surga Allah. Amin
Sumber :muslimoderat.com
Source Article and Picture :
www.wartaislami.com
Seputar Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa
Terima kasih telah membaca Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa. Semoga pos dari situs web Artikel Islami berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Artikel Islami. Silakan berbagi ulasan Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Artikel Islami melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Artikel Islami untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Artikel Islami di bawah. Demikan dan sekian tentang Gus Mus: tak baik Membenci Arab, Mbah Maimoen: Jangan Menyepelekan Kiai
Jawa. Dan Assalamualaikum pembaca Artikel Islami.