Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam
Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam | Referensi terbaru di 2017 via web Artikel Islami. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Artikel Islami. Artikel ini di beri judul Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam. Konten ini untuk anda pembaca setia https://islamizona.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Artikel Islami dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Artikel Islami di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam di bawah ini dari situs web Artikel Islami.
Wartaislami ~ Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj berpendapat, agama tidak perlu dikonstitusikan. Tapi agama penting diamalkan oleh pemeluknya di dalam negara itu.
Baginya, negara yang secara formal berdasarkan Islam tapi selalu konflik, masyarakatnya banyak korupsi, lebih buruk ketimbang negara yang secara formal tidak berdasarkan Islam tapi bebas dari ketidakdamaian, hukum tegak, penduduknya dikenal dengan santun dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Nabi Muhammad sendiri, sambungnya, membangun negara di Yastrib (nama awal Madinah) bukan Negara Islam melainkan Negara Madinah, yakni negara yang beradab. Di sana sudah ada berbagai suku dan agama yang berbeda hidup berdampingan. Ada kaum Muhajirin dari Mekkah, kaum Ansor, Yahudi dan berbagai suku.
"Nabi sudah mengajarkan tidak boleh menyakiti dan menzalimi umat non-muslim. Mereka hidup berdampingan satu sama lain," kata Kang Said, sapaan akrabnya, di hadapan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Pakandangan Padang Pariaman, Sumatera Barat, Sabtu (9/1), dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Kiai asal Cirebon ini juga menjelaskan bahwa Islam dan nasionalisme harus bersinergi. Sehingga keutuhan sebuah bangsa dapat berlangsung terus. Negara yang hanya berlabel Islam, tidak menjamin akan adanya keutuhan di antara anak-anak bangsa tersebut.
Kang Said memberikan contoh, negara Afganistan yang terdiri dari 100 persen penduduk Muslim kini diliputi suasana saling bermusuhan dan berkonflik karena rendahnya rasa nasinalisme. Begitu pula negara Somalia, yang seluruh masyarakatnya beragama Islam juga mengalami nasib yang menyedihkan pula karena sesama warganya terus berkonflik.
"Kondisi yang menyedihkan saat ini Irak. Ibukotanya Bagdad yang pernah menjadi pusat peradaban Islam kedua dunia dulunya, kini kondisinya amat menyedihkan. Bayangkan di sana terjadi ledakan bom di mana-mana. Ledakan bom di mall, bahkan yang ironisnya ledakan bom di masjid. Mana ada ajaran Islam membolehkan ledakan bom di masjid, membunuh orang di masjid. Saking tidak amannya lagi di kawasan Irak, banyak warganya melarikan diri ke Eropa. Mereka mencari tempat yang lebih aman untuk hidup. Mereka harus meninggalkan tanah airnya, sekalipun penuh risiko dan tantangan," katanya.
Kang Said juga menyinggung soal situasi di Syiria yang sudah dilanda perang saudara sejak 4 tahun belakangan. Perang tersebut telah berdampak pada banyaknya warga yang terbunuh dan kerugian yang luar biasa. "Dari contoh tersebut, konflik antar warga dalam satu negara terjadi karena tidak adanya rasa nasionalisme/kebangsaan di antara warganya. Mereka tidak mencintai tanah airnya,” ujarnya.
Berbeda dari konsep yang sudah diajarkan para kiai dan ulama terdahulu di Indonesia. Mereka, katanya, berpendapat Islam harus diperjuangkan tapi tanah air pun harus dibela mati-matian keutuhannnya. Konsep ini sudah dipikirkan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy'ari, jauh sebelum kelahiran Negara Indonesia.
"Ketika bangsa Belanda datang lagi ke Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan 17 Agustus 1945, maka KH Hasyim Asy'ari mengumpulkan sejumlah kiai-kiai dari Sumatera, Jawa, Madura, dan lain-lainnya pada pertengahan Oktober 1945. Hasilnya, 22 Oktober 1945 keluar Resolusi Jihad yang menyebutkan, setiap umat Islam wajib membela tanah air dari serangan bangsa Belanda yang kembali ingin menjajah. Mereka yang tewas dalam pertempuran melawan bangsa penjajah, adalah mati sahid. Sedangkan orang yang turut membantu musuh (Belanda), adalah pengkhianat tanah air. Hukumnya, boleh dibunuh," papar Kang Said.
Acara dihadiri Pemimpin Pesantren Nurul Yaqin Syekh H Ali Imran Hasan, Ketua Yayasan Pesantren Nurul Yaqin Idarussalam, Ketua PWNU Sumbar Maswar, Bupati Padang Pariaman terpilih Ali Mukhni, warga, alumni, dan ratusan santri Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan. (Armaidi Tanjung/Mahbib)
Sumber : nu.or.id
Source Article and Picture :
www.wartaislami.com
Seputar Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam
Terima kasih telah membaca Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam. Semoga pos dari situs web Artikel Islami berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Artikel Islami. Silakan berbagi ulasan Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Artikel Islami melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Artikel Islami untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Artikel Islami di bawah. Demikan dan sekian tentang Kang Said: Nabi Dirikan Negara Madinah, Bukan Negara Islam. Dan Assalamualaikum pembaca Artikel Islami.