NUGL Lagi-Lagi Tebar Fitnah, Klarifikasi KH Muhaimin Zen: Kerjasama Dengan Iran Bukan Program PBNU

- 6/13/2017

NUGL Lagi-Lagi Tebar Fitnah, Klarifikasi KH Muhaimin Zen: Kerjasama Dengan Iran Bukan Program PBNU

 

Wartaislami.Com ~ Lagi, Gerombolan Gagal Lurus (GGL) atau yang menamakan dirinya KOmplotan NUGL dalam websitemya yang beralamat nugarislurus.com kembali menebar fitnah dan paham kebencian terhadap para kiai Nahdlatul Ulama. Dengan berbagai judul dan postingan telah dibuat GGL dalam beberapa hari ini. Seperti biasanya, mengungkit dan mencari-cari kesalahan kiai NU seolah menjadi menu makanan pokok sehari-hari dalam tulisannya itu, tidak lain adalah untuk memuaskan hasrat nafsunya. Mungkin bagi GGL kalau belum menjelek-jelekan saudaranya, kalau belum membuka aib saudaranya, atau kalau belum menebarkan fitnah kepada saudara sesama muslimnya, maka terasa ada yang hambar dan kurang dalam hidupnya.
Kali ini, Gerombolan Gagal Lurus membuka tuduhan lama terkait kerjasama antara PBNU dan Iran. Isu tersebut sebenarnya sudah basi tapi lagi-lagi GGL tampaknya masih belum terpuaskan nafsunya dan masih terus mengkonsumsi "makanan basi" tersebut untuk menjatuhkan para kiai NU. Ketua Umum PBNU dituding telah melakukan kerjasama dan pengiriman mahasiswa Indonesia ke negara Republik Islam Iran. Padahal, melalui tabyayyun tingkat tinggi, tuduhan itu telah terbantahkan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQH NU) Dr. KH. A. Muhaimin Zen, MA geram atas berbagai tuduhan yang tidak benar yang dialamatkan kepada PBNU. Beliau pun merasa terpanggil untuk melakukan klarifikasi (tabayun) terkait polemik kerjasama dan pengiriman mahasiswa ke Iran.
Dalam klarifikasi yang ditulis Ketum PP JQH NU pada 27 Januari 2016, membantah tuduhan Gerombolan Gagal Lurus yang menyatakan Kiai Said Aqil Siradj melakukan kerjasama dan pengiriman mahasiswa Indonesia ke Iran. Yang benar adalah itu bukan program dari Kiai Said Aqil Siradj tapi inisiatif dari PP JQH NU.
Kerjasama antara PP JQH NU dan Iran ini pun bukan asal-asalan dan tanpa alasan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pembinaan terhadap para anggotanya yakni para Qori dan Qoriah di Indonesia. KH Muhaimin Zen juga menjelaskan bahwa kerjasama ini muncul setelah mendapatkan arahan dan informasi dari Syekh Herbawi Mesir di saat PP JQH NU melakukan penelitian terkait seni baca al-Qur’an kepada para Qori ternama dunia.
Dikarenakan PP JQH NU levelnya hanya sebatas badan otonom PBNU lanjut Muhaimin, maka Rektor Jami’ah al-Musthafa Iran meminta agar penandatangannya melibatkan Ketua Umum PBNU yang selevel tingkatannya. Belum sempat melakukan aksi, kerjasama ini pun dibatalkan.
Jadi, tidak benar jikalau ada yang mengatakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj telah melakukan kerjasama dan pengiriman mahasisa ke Iran. Sungguh itu adalah fitnah dari golongan yang tidak menyukai ahlussunnah wal jama'ah di Indonesia, seperti GGL dan Wahabi.
Dan berikut adalah klarifikasi Ketua Umum PP JQH NU Dr. KH. A. Muhaimin Zen, MA yang membantah keterlibatan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj terkait kerjasama dan pengiriman mahasiswa ke Iran:
Sehubungan dengan acara seminar di pesantren Sidogiri tanggal 24 Januari 2016 yang menyinggung-nyinggung masalah kerjasama Jami’ah al-Musthafa QUM Iran dan PBNU, maka saya (A. Muhaimin Zen, Ketum PP JQH NU) merasa terpanggil untuk mengklarifikasikan.
Sebenarnya masalah kerjasama Iran dan PBNU itu Program dari Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (PP JQH NU) bukan Program PBNU. Ketua Umum PP JQH merasa berkewajiban membina anggotanya di bidang Qori’ Qori’ah, atas permintaan komunitas Qori’ Qori’ah ketum di minta untuk meningkatkan pembinaan Qori’ Qori’ah di lingkungan JQH NU.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembinaan tersebut langkah pertama tahun 2010 ketum mengadakan kunjungan ke Mesir bersama Qori’ Qori’ah JQH NU. Alhamdulillah selama 20 hari di Mesir di fasilitasi oleh Bapak Fakhir Dubes Indonesia untuk Mesir. Untuk mengadakan penelitian ke Qori’-Qori’ kenamaan antara lain Syekh Herbawi. Di sinilah para Qori’ Qori’ah JQH mendapat pengalaman yang sangat luas antara lain; bahwa seni baca al-Qur’an yang dilombakan di Indonesia itu bersumber dari tujuh lagu بحصر جسد :
ب Bayati
ح Husaini
ص Soba
ر Rost
ج Jiharka
س Sika
د Nahawand
Menurut Syekh Herbawi diantara 7 lagu ini banyak yang bersumberkan dari Persia (Iran). Maka atas informasi tersebut kami dari tim peneliti JQH NU menindaklanjuti penelitian ke Iran.
Tahap berikutnya tahun 2011 tim peneliti 12 orang yang di ketuai oleh Prof. Dr. Ahmad Mubarak, MA atas izin Wakil Rois ‘Am, Gus Mus untuk menelusuri ke Iran. Tim tersebut berjumlah 12 orang, yaitu:
Prof. DR. Ahmad Mubarak (Ketua Delegasi)
Prof. KH. Dr. Said Agil Siraj, MA (Ketum PBNU/Anggota Delegasi)
Dr. H. A. Muhaimin Zen, MA (Ketum JQH/Anggota Delegasi) (Masing-masing beserta istri)
PW JQH Sumatra Utara, bersama 4 orang Qori’ Qori’ah
PW JQH Jawa Timur dan pengurus lainnya
Yang semuanya berjumlah 12 orang.
Dalam penelitian ini, diterima oleh Rektor Jami’ah al-Musthafa Prof. Dr. Ali Reza Aarafi QOM Iran. Yang selanjutnya di pertemukan dengan beberapa Qori’ Internasional di Iran yang kenamaan. Maka untuk langkah selanjutnya, pertemuan ini ditindaklanjuti dengan MOU yang isinya kerjasama sebatas pengembangan seni baca al-Qur’an, ulumul Qur’an dan lain-lain. MOU ini seharusnya ditanda tangani oleh Ketua Umum PP JQH dan Rektor Jami’ah al-Musthafa Iran karena PP JQH ini statusnya badan Otonom di bawah PBNU yang tidak selevel dengan Rektor Jami’ah al-Musthafa QOM maka Rektor Jami’ah al-Musthafa meminta yang tanda tangan selevel dengan beliau yaitu Ketum PBNU dalam hal ini, Prof. Dr. KH. Said Agil Siraj. Akan tetapi, MOU ini belum sempat action maka tanggal 14 desember 2011 Ketum PP JQH disidang oleh Katib Syuriah NU untuk dimintai pertanggungjawaban atas MOU tersebut dan kemudian MOU itu DI BATALKAN oleh Syuriah NU.
Terkait dengan pengiriman mahasiswa ke Iran setau saya (Ketum PP JQH NU) itu dilakukan pada era periode kepemimpinan PBNU Gusdur, bukan Periode KH. Hasyim Muzadi dan bukan pula periode Kiyai Said Agil Siraj. Kebijakan yang dilakukan oleh Gus Dur saat itu adalah demi untuk menjaga hubungan baik dengan Iran dan tidak sampai mensyiahkan warga NU maka dikirimlah calon-calon mahasiswa di luar NU dari Persis dan warga yang memang sudah menjadi syiah di Indonesia.
Jakarta, 27 Januari 2016
Ketum PP JQH NU
Dr. H. A. Muhaimin Zen, MA
Sungguh fitnah adalah perkara yang sangat fatal, sebab dan akibat dari fitnah akan mengakibatkan jatuhnya korban yang sungguh dahsyat, bukan saja nama orang yang difitnah itu mendapat aib, tetapi fitnah mengakibatkan lenyapnya suatu bangsa, dengan fitnah manusia akan saling mencaci, memaki dan bunuh membunuh walau sesama umat Islam. Cukuplah peringatan keras dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya; “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang sangat pedih.” (QS. al-Buruj: 10).
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: “Berbuat fitnah lebih besar dosanya daripada membunuh.” (Q.S. Al-Baqarah: 217).
Kemudian dalam Firman-Nya yang lain, “Wahai orang yang beriman! Jauhilah dari kebanyakan sangkaan, karena sesungguhnya sebahagian daripada sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah kamu mengumpat setengah yang lain. Adakah seseorang kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu patuhilah larangan tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat dan Maha penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga Nammaam (orang yang suka menyebar fitnah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh: Muslimedianews.com


Source Article and Picture : www.wartaislami.com

Seputar NUGL Lagi-Lagi Tebar Fitnah, Klarifikasi KH Muhaimin Zen: Kerjasama Dengan Iran Bukan Program PBNU

Advertisement
 

Cari Artikel Selain NUGL Lagi-Lagi Tebar Fitnah, Klarifikasi KH Muhaimin Zen: Kerjasama Dengan Iran Bukan Program PBNU