Kisah Nyata Keajaiban serta Khasiat Sholawat Nabi

- 1/10/2017

Kisah Nyata Keajaiban serta Khasiat Sholawat Nabi

 
Sholawat Nabi memanglah satu dari sekian banyaknya dzikir yng Amat dianjurkan menjadi amalan rutin bagi siapa saja. Lantaran sholawat merupakan perintah langsung dari Allah yng termaktub dalam al-Qur’an. Malah dinyatakan dalam ayat itu bahwasanya Allah serta para Malaikat-Nya pun bersholawat kepada Nabi. Melihat ini tentu bacaan sholawat ini merupakan sesuatu yng Amat berharga. Selain memperoleh pahala lantaran menjalankan perintah Allah bagi atau bisa juga dikatakan untuk bersholawat, insyaAllah pun syafaat serta Nabi kelak di hari Akhir.
Kisah Nyata Keajaiban dan Khasiat Sholawat Nabi
Jenis-Jenis Sholawat
Ada tidak sedikit sholawat yng kita kenal. Sholawat Nabi, Sholawat Jibril, Sholawat Nariyah, Sholat Nuridzati, Sholawat Nuril Anwar, Sholawat Fatih, Sholawat Thibbil Qulub serta sebagainya. Semuanya merupakan adalah pernyataan cinta penyusunnya serta pun pembacanya kepada baginda Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam.
Meski ada yng tak setuju yang dengannya macam-macam sholawat yng ada, akan tetapi pendapat dari hemat penulis semuanya merupakan ungkapan perasaan cinta kepada Rasulullah dari umatnya.Serta penyusunnya merupakan para ulama yng tentu saja mempunyai ilmu yng Amat tinggi dibanding kita generasi abad ini.
Kisah Keajaiban Sholawat 1
Kisah pertama dialami oleh KH.Ahmad Masduqie Machfudzh yng ditulis di web nu online. Shalawat Nabi serta shalat jamaah merupakan dua “senjata” Achmad Masduqie Machfudh. Tiap mendapatkan aduan masalah dari masyarakat, ia selalu berwasiat bagi atau bisa juga dikatakan untuk membaca shalawat, minimal 1000 kali sehari-hari serta 10.000 kali setiap malam Jum’at.
Rais Syuriyah PBNU periode 2010-2015 yng pun pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Nurul Huda Mergosono Malang ini mempunyai pengalaman menarik ihwal shalawat Nabi, tepatnya pada tahun 1956, era ia masih duduk di sebuah SLTA di Yogjakarta.
Suatu disaat, ia mendapatkan gangguan jin di sebuah masjid tempat belajarnya menjadikan selama tiga hari Maduqie muda terasa ingin tidak sedikit makan namun anehnya tak mampu Buang hajat. Di hari ke empat, tubuhnya pun Amat panas serta era itu pun beliau berpesan kepada adiknya.
“Dek, kelak kalau aku mati, tolong jangan bawa pulang janazahku ke Jepara namun dikuburkan di Jogja saja,” pinta kiai yng wafat pada 1 Maret 2014 ini kepada sang saudara termuda. Kiai Masduqie datang ke Jogja berniat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mondok. Beliau khawatir syahidnya hilang andai wafat di Jogja akan tetapi jenazahnya dimakamkan di Jepara.
Sontak saja adiknya makin khawatir kondisinya. Maka diajaklah sang kakak menemui seorang seorang kiai. “Mari kita pergi ke kiai itu, kiai yng Mas biasa ngaji di hari Ahad.”
Kiai Masduqie mendapatkan ajakan adiknya. Pergilah beliau bersama adiknya yang dengannya naik becak serta hingga di rumah pak kiai yng di maksud pada pukul satu malam. Disaat beliau datang, pintu rumah Pak Kiai masih terbuka. Tentu tengah malam itu sang tuan rumah telah tak melayani tamu, lantaran sejak pukul 10 malam merupakan waktu khusus Pak Kiai bagi atau bisa juga dikatakan untuk ibadah kepada Allah. Lantaran melihat Masduqie muda yng datang di tengah malam yang dengannya keadaan payah, kiai pun mempersilahkan Masduqie muda beristirahat di rumah.
Masduqie muda pun tertidur di rumah kiai itu. Baru beberapa jam di rumah kiai, tepatnya pukul 3 malam, beliau terbangun lantaran terasa mulas ingin Buang hajat. Sesudah itu, rasa sakit serta panas yng dirasakan tidak banyak hilang.
Pada pagi harinya, beliau yng masih panas badannya bertemu yang dengannya Pak Kiai. “Pak Kiai, saya sakit”. Bukannya terasa iba, Pak Kiai cuma tersenyum. Serta anehnya, rasa panas yng beliau rasakan hilang seketika itu.
Pak Kiai dawuh, “Mas, sampean gendeng mas.”
“Mengapa gendeng, Yai?” tanya Masduqie muda.
“Iya, wong bukan penyakit dokter, sampean kok bawa ke dokter, ya uang sampean habis. Pokoknya kalau sampean kepengin sembuh, sampean tak boleh pegang kitab apapun,” jawab kiai.
Jangankan membaca, menyentuh saja tak diperbolehkan. Padahal pada era itu, Masduqie muda dua bulan lagi akan mengikuti ujian akhir sekolah.
“Yai, dua bulan lagi saya ujian, kok enggak boleh pegang buku,” Masduqie muda matur kepada Pak Kiai.
Seketika itu Pak Kiai menanggapinya yang dengannya marah-marah, “Yng bikin anda lulus itu gurumu? Apa bapakmu? Apa mbahmu?”
Masduqie muda menjawab, “Pada hakikatnya Allah, Yai.”
“Lha iya gitu!” timpal Pak Kiai.
“Lalu bagaimana syariatnya (upaya yng di lakukan), Yai?” tanya Masdqie muda lagi.
“Tiap hari, anda Perlu baca shalawat yng tidak sedikit,” jawab, Pak Kiai.
Masduqie muda kembali bertanya, “Tidak sedikit itu berapa, Yai?”
Pak Kiai pun menjawab, “Ya paling tidak banyak seribu, habis baca 1000 shalawat, meminta ‘yang dengannya berkat shalawat yng saya baca, saya meminta lulus ujian yang dengannya nilai tidak jelek alias bagus’.”
Ya telah, Masduqie muda tak berani pegang kitab maupun buku, lantaran memanglah ingin sembuh. Mendengar cerita dari Masduqie muda, Paman beliau marah-marah. “Bagaimana anda ini? Dari Jepara ke sini, anda kok nggak belajar?” Masduqie muda tak berani komentar apa-apa. Lantaran beliau menuruti dawuh kiai bagi atau bisa juga dikatakan untuk tak menyentuh kitab ataupun buku, beliau nurut saja.
Menjelang beliau ujian, pelajaran bahasa Jerman, bukunya sebenarnya diganti oleh gurunya yang dengannya buku yng baru. Lantaran masih dilarang menyentuh buku, maka beliau tetap taat titah kiai.
Sesudah ujian, Masduqie muda dipanggil guru bahasa Jerman.
Pak Guru : Anda her (remidi/mengulang)
Masduqie : Berapa nilai saya pak?
Pak Guru : Tiga!
Masduqie : Iya, Pak. Kapan, Pak?
Pak Guru : Seminggu lagi
Akan tetapi sesudah seminggu, Masduqie muda tak langsung mendatangi guru bahasa Jerman, lantaran larangan pegang buku belum selesai. Baru sesudah selesai, Masduqie muda mendatangi Pak Guru.
Masduqie : Pak, saya meminta ujian, Pak.
Pak Guru : Ujian apa?
Masduqie : Ya ujian bahasa Jerman, Pak.
Pak Guru : Lha anda bodoh apa?
Masduqie : Lho mengapa, Pak?
Pak Guru : Nilai delapan kok meminta ujian lagi. Anda itu meminta nilai berapa?
Masduqie : Lho, ya telah Pak, barang kali mampu nilai sepuluh.
Dari nilai angka 3, lantaran shalawat, akhirnya mingkem menjadi angka 8. Sesudah itu, beliau tak pernah meninggalkan baca shalawat. Itulah satu pengalaman shalawat KH Masduqie Mahfudz era muda.
Kisah keajaiban sholawat 2
Pun dialami oleh KH. Ahmad Masduqie Mahfudh menjdai Wasilah bagi atau bisa juga dikatakan untuk Atasi Penyakit serta Kesulitan. Pengalaman shalawat beliau lagi, yaitu disaat Kiai Masduqie Perlu melaksanakan dinas dinas di Tarakan, Kalimantan Timur. Pada suatu hari, ada tamu pukul 5 sore, serta bilang ke Kiai Masduqie, “Saya disuruh oleh ibu, disuruh meminta air tawar.”
Kiai Masduqie mengaku masih bodoh era itu. Seketika itu ia menjawab, “Ya, silakan ambil saja, air tawar. kan tidak sedikit itu di ledeng-ledeng itu.”
“Bukan itu, Pak. Air tawar yng dibacakan doa-doa bagi atau bisa juga dikatakan untuk orang sakit itu, Pak,” kata si tamu.
“O, kalau itu ya tak mampu saat ini. Ambilnya Perlu besok habis shalat shubuh persis.”
Kiai Masduqie menjawab begitu lantaran beliau ingin bertanya kepada sang istri perihal abah mertua yng Suka nyuwuk-nyuwuk (membaca doa bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati) serta ingin tahu apa yng dirapalkan. Sebenarnya istri beliau tak tahu ihwal doa yng dibaca abahnya di rumah. Padahal Kiai Masduqie telah janji.
Baca pun : Amalan Sholawat Penarik Rezeki Dari Segala Penjuru

Habis isya’ era beliau Perlu wiridan membaca dalail, beliau menemukan hadits ihwal shalawat. Inti hadits yang telah di sebutkan tidak lebih lebih, “Siapa yng baca shalawat sekali, Allah kasih rahmat sepuluh. Baca shalawat sepuluh, Allah kasih rahmat seratus. Baca shalawat seratus, Allah kasih rahmat seribu. Tak ada orang yng baca shalawat seribu, kecuali Allah mengabulkan permintaanya.”
Sesudah mencari di aneka macam kitab, ketemulah hadits yang telah di sebutkan menjdai jawabannya. Lalu belaiu pun bangun di tengah malam, mengambil air wudlu serta air segelas, sesudah itu membaca shalawat seribu kali. Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidinâ Muhammad.
Sesudah beliau selesai membaca seribu shalawat, beliau berdoa, ”Allahumaj’al hadzal ma’ dawâ-an liman syarabahu min jamî’il amrâdh”. Arti doa yang telah di sebutkan, “Ya allah, jadikanlah air ini menjdai obat dari segala penyakit bagi peminumnya”. Lalu meniupkan ke air gelas serta baca shalawat satu kali lagi. Di pagi hari, diberikanlah air yang telah di sebutkan kepada orang yng memintanya.
Sesudah tiga hari, ada informasi dari orang yang telah di sebutkan bahwasanya si penderita penyakit telah sembuh sesudah meminum air dari Kiai Masduqie. Padahal, sakitnya telah empat bulan serta belum ada obat yng mampu menyembuhkan. Dokter pun telah tak sanggup menangani penyakit yng diderita orang ini serta merekomendasikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencari obat di luar. Anehnya, pemberi kabar itu mengatakan bahwasanya Kiai Masduqie selama tiga hari itu mengelus-elus perut orang yng sakit.
Mengelus-ngelus perut? Tentu saja tak, apalagi si penderita penyakit merupakan perempuan yng bukan mahramnya. Hal itu pun mustahil lantaran Kiai Masduqie selama tiga hari di rumah saja. Berkat shalawat, atas izin Allah penyakitnya sembuh.
Sejak peristiwa itu di Kalimantan timur Kiai Masduqie terkenal menjdai guru agama yng pintar nyuwuk. Hingga penyakit apa saja mampu disembuhkan. Andai beliau tak membacakan shalawat, ya istri beliau mengambilkan air jeding, yng telah dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk wudlu. Ya sembuh pun penyakitnya. Ini dia pengalaman shalawat Kiai Masduqie disaat dinas di Kalimantan.
Kisah-kisah lain ihwal keajaiban serta khasiat Sholawat
Cerita lain, suatu disaat beliau Perlu ke Samarinda dengaan naik kapal pribadi milik Gubernur Aji Pangeran Tenggung Pranoto. Dalam pertengahan perjalanan melalui laut, tepatnya di Tanjung Makaliat kapal yng diinaikinya di kenai angin puting beliung. Maka goyang-goyanglah kapal yang telah di sebutkan. Kiai Masduqie sadar, berwudlu, lalu naik ke atas kapal. Beliau ajak para awak kapal bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengumandangkan adzan agar malaikat pengembus angin dahsyat yang telah di sebutkan berhenti. Lalu berhentilah angin yang telah di sebutkan. Ini dia satu dari sekian banyaknya pengalaman shalawat Kiai Masduqie.
“Kalau ada orang menderita penyakit aneh-aneh, datang ke Mergosono, insya Allah saya bacakan shalawat seribu kali. Kalau ndak mempan sepuluh ribu kali, insyaallah qabul,” kata Kiai Masduqie era pengajian di Majelis Riyadul Jannah.
“Berkat shalawat Nabi, sampean tahu saat ini, saya bangun pondok hingga tingkat tiga, nggak pernah meminta sokongan dana masyarakat, mengedarkan edaran, proposal nggak pernah. Modalnya cuma shalawat saja. Uang yng datang ya ada pun, namun nggak habis-habis. Itu berkat shalawat,” lanjut Kiai Masduqie dalam pengajiannya.
Kisah lain-lainnya, suatu disaat, seorang bidan mengadu kepada Kiai Masduqie ihwal suaminya yng pergi meninggalkannya lantaran terpikat yang dengannya wanita lain. Ia berharap suaminya mampu kembali. Abah, demikian para santrinya menyapa, menjawab bidang yang telah di sebutkan yang dengannya tegas menganjurkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk baca shalawat. Bidan pun secara istiqamah mengamalkannya, serta dalam selang beberapa lama suaminya kembali seraya bertobat.
Kiai Masduqie mempunyai sembilan putra/putri ini yng di samping sarjana pun mampu membaca kitab seluruh. Era anak beliau ada yng mau ujian, di samping putranya pun disuruh baca shalawat, belaiu pun membacakan shalawat bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelancaran serta keberhasilan putra-putrinya.
Kiai Masduqie pernah dawuh, ”Berkat shalawat Nabi SAW, seluruh yng saya inginkan belum ada yng tak dituruti oleh Allah. Belum ada permintaan yng tak dituruti berkat shalawat Nabi. Seluruh permintaan saya terpenuhi berkat shalawat”.
Demikian kisah-kisah kehebatan, keajaiban serta khasiat bacaan sholawat yng Amat luar biasa. Selain dijanjikan syafaat dari Nabi, ada bonus-bonus lain bagi orang-orang yng senantiasa mengamalkan dzikir sholawat Nabi ini.
Mari Bersholawat. Shallu ‘alan Nabi Muhammad! Allahumma shalli wa sallim ‘ala sayyidina Muhammad.

Source Article and Picture : khusus-doa.blogspot.com

Seputar Kisah Nyata Keajaiban serta Khasiat Sholawat Nabi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kisah Nyata Keajaiban serta Khasiat Sholawat Nabi