Ketika MUI Ditunggangi Wahabi Irfan Helmi

- 4/13/2017

Ketika MUI Ditunggangi Wahabi Irfan Helmi

 

Wartaislami.com ~ Grand Syeikh Unversitas Al-Azhar Cairo Mesir, Prof. Dr. Ahmad Muhammad Ath-Thayyib, jadi rebutan legitimasi kalangan Islam garis keras (harus dibedakan dengan garis lurus, red) ketika datang ke Indonesia untuk mengisi ceramah umum di Kantor MUI Pusat pada Senin (22/2/2016).
Adalah Irfan Helmi, seorang pegawai MUI yang memanfaatkan ceramah Prof. Ahmad Thayyib untuk membuat fitnah dan propaganda. Dari situs pribadinya, ia menyebut ceramah Syeikh Al-Azhar,- yang kedudukannya di Mesir setara dengan Perdana Menteri itu,- sebagai tasykik (mengaburkan substansi masalah) dan terkesan simplikasi (menyederhanakan masalah).
Baca Juga : Ini Klarifikasi MUI Atas Pesan Hoax Irfan Helmi Terkait Ceramah Grand Syaikh Al Azhar
Pria kelahiran 1970 asli Jogjakarta itu dengan percaya diri dan tanpa kikuk menyebut “Pimpinan MUI tidak sependapat jika dikatakan Syiah dan Sunni adalah Bersaudara.” Irfan yang mengatasnamakan Pimpinan MUI itu menyebut tidak relevan lagi jika membedakan Syiah yang mana yang harus disebut keluar dari Islam.
Akhirnya, pemuda lulusan PP. Al-Irsyad, Tengaran, Salatiga ini mengajak khalayak untuk tetap menyesatkan Syiah dengan lima ajarannya, yakni mengutuk shahabat, terbabaskan imam dari dosa, tidak mengakui khulafa’ur rasyidin, tahrif al-Qur’an serta nikah mut’ah. Baginya, semua Syiah berkeyakinan seperti itu. Padahal, Grand Syeikh Al-Azhar yang datang ke MUI itu mengatakan “Tidak bisa semuanya dikafirkan. Karena memang tidak mudah kitamengafirkan orang.”
Prof. Dr. Thayyib juga menyatakan jika ada yang mencela yang mencaci Sahabat Rasul seperti Abu Bakar, Umar, dan lainnya, maka itu bukan ajaran yang benar dan merupakan kebodohan. Ini yang hendak diserang oleh Irfan Helmi yang namanya tidak tercantum pada Pengurus Hasil Munas 2015 di website resmi MUI yang beralamat di http://mui.or.id/category/tentang-mui/pengurus-mui/periode-berjalan. Isi ceramah Grand Syeikh bisa Anda lihat di Ceramah Grand Syeikh Al- Azhar di MUI.
Namanya saja tidak tercantum di website resmi, apalagi fatwa provokatifnya itu. Jika saat ini (25 Februari 2016) Anda mengetik nama Irfan Helmi di kotak search situs MUI, hanya kecewa. Tidak akan ketemu. Justru Anda akan menemukan link klarifikasi atas broadcastnya yang “menyimpang.” Link bisa dilihat di website MUI http://mui.or.id/homepage/berita/klarifikasi-mui-tentang-rangkuman-sikap-mui-terhadap-ceramah-grand-syaikh-al-azhar.html.
Dosa Fitnah
Kalau saja pernyataan ustadz wahabi yang konon, penasehat acara Khazanah TransTv itu tidak disebarkan, dia terbebas dari dosa fitnah dan hoax. Masalahnya, itu sudah menjadi viral di Facebook dan WhatsApp. Artinya, kebohongan dia sudah diulang-ulang hingga seakan berubah jadi kebenaran. Kuantitas penyebaran pesan melalui media online sekarang ini sudah melebihi virus komputer dan kanker otak. Yang benar bisa bisa jadi salah, dan sebaliknya.
Hanya membuat konten tulisan provokasi, Irfan Helmi bisa mempropaganda ribuan pikiran dalam waktu singkat tanpa biaya. Media-media berhaluan radikal rebutan memuat berita yang mempertanyakan misi Grand Syeikh itu.
Situs Ar-Rahma memuat judul “Syeikh al-Azhar Datang ke Indonesia Membawa Misi Islam atau Syiah.” Situs itu mencari narasumber Irfan S Awwas, dari Majelis Mujahidin, yang memberikan tugas kepada alumni Timur Tengah untuk tetap mengafirkan Syiah tanpa takut berbeda pendapat dengan Syeikh-nya. Inikah yang disebut dakwah? Inikah yang disebut adab? Mengajak murid menantang gurunya?
Tentu banyak yang tersengat telingan atas ceramah Grand Syeikh Ahmad Thayyib. Sebab, kedudukan Grand Syeikh di Mesir setara dengan perdana menteri yang punya pengaruh besar di dunia.
Statemen kedua Irfan di atas (Majelis Ulama dan Mejelis Mujahidin) sudah banyak yang merepost dan reblog ke Facebook dan media sosial lainnya. Tujuannya hanya ingin menggelembungkan suara “Syiah Bukan Islam”.
Irfan Helmi jika masih terus ada di MUI, akan leluasa memprogandakan Syiah sebagai musuh bersama.
Pada 7 Juni 2013, Fajr Muchtar seorang Kompasaner pernah menulis ulah Irfan Helmi ini. Dalam tulisan Menyoal Surat Dukungan ke MUI Tentang Syiah, Muchtar mempertanyakan pencatutan nama MUI untuk memperkeruh kerukunan Sunni-Syiah di Indonesia.
Muchtar gelisah karena wall Facebooknya beberapa kali mendapatkan pesan kalau ada kelompok Syiah akan menggugat Fatwa Penyesatan MUI dengan tuntutan kerugian 1 milyar setiap hari sejak fatwa tersebut beredar. Karena masalah peradilan itulah, MUI minta dukungan masyarakat dengan megirimkan petisi ke email irfanh70@gmail.com. Padahal itu adalah hoax. Penelusuran Muchtar berbuah kecewa karena di situs MUI pun tidak ada permintaan dukungan.
Orang-orang seperti Irfan bukan hanya satu. Ada banyak. Dan tanpa sungkan memutarbalikkan fakta. Bid’ah gagal digarap, Syiah tidak berhasil meluas, fitnah lah yang digunakan. MUI kena sasaran. Kerjaan khas muslim garis keras Wahabi. Saya masih menyebutnya muslim.
Alhamdulillah, situs-situs pedukung MUI masih ada semacam arrahmah.co.id, dutaislam.com, elhooda.net, dan lainnya yang tidak mudah mengafirkan golongan lain.
Hati-hati dengan nama dua Irfan di atas. Pemikiran Grand Syeikh Al-Azhar saja diputar balikkan, apalagi pemikiran anak kuliahan. Cek saja kebohongan Irfan Helmi dengan mencari pernyataan asli yang hendak ia gulirkan kembali, esok hari, kalau dia masih ada di MUI. Pemikiran Prof. Dr. Ahmad Thoyyib bisa Anda lacak dengan mudah jika tentang Syiah di Youtube.
Oleh: M Abdullah Badri, Pengurus PCNU LTN Jepara. Sumber: Duta Islam. via muslimedianews


Source Article and Picture : www.wartaislami.com

Seputar Ketika MUI Ditunggangi Wahabi Irfan Helmi

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ketika MUI Ditunggangi Wahabi Irfan Helmi