"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
shalihah”.
Asma’ binti Abu Bakar ra. pernah
datang menghadap Rasulullah SAW mewakili
kaumnya untuk menanyakan kedudukan dan tugasnya sebagai wanita, yang serba
terbatas dalam andil dan kesempatan beramal shalih.
“Wahai rasulullah, sesungguhnya Allah mengutamakan laki-laki dan
wanita, maka kami mengimanimu dan mengikutimu. Dan kami para wanita serba
terbatas dan kurang (dalam ‘amaliyah). Tugas kami hanyalah menjaga rumah dan
melayani laki- laki. Kami mengandung anak-anak mereka. Sedang kaum laki-laki
memiliki keutamaan dengan berjama’ah, mengurus jenazah dan berjihad. Apabila mereka
berjihad, kami jaga harta mereka dan memelihara anak mereka. Apakah kami dapat
menyamai mereka dalam pahala wahai Rasulullah?”
Rupanya wanita yang mewakili
kaumnya tersebut merasa heran mereka tidak cukup pentind dan besar dibandingkan
dengan pria. Namun, dibalik pertanyaan itu terkandung keagungan wanita generasi
pertama, dalam kecintaan beramal dan berjihad islam. Yang membuat wanita
iri,justru karena kaum laki-laki lebih punya banyak kesempatan untuk beramal
dan berjihad. Bukan lantaran keinginan untuk bebas merdeka dari tugas-tugas
rutin sebagai wanita, seperti mengandung, melahirkan, mendidik anak dan menjaga
harta suami.
Namun anggapan bahwa tugas pria
itu lebih penting dari para wanita, ternyata tidak dibenarkan. Rasulullah saw
bersabda :
“Pernahkan kalian mendengar dari wanita pertanyaan yang lebih baik dari
pertanyaan ini? Kalau semua itu (tugas-tugas rutin wanita) kalian lakukan
dengan sebaik-baiknya niscaya kalian akan mendapatkan pahala sebagaimana yang
didapatkan suami-suami kalian”,
Inilah yang mesti dipahami setiap
muslim bahwa sesungguhnya tugas utama kaum wanita yang sering dianggap remeh
oleh kebanyakan wanita masa kini, sebenarnya memiliki nilai yang besar dalam
ajaran islam.
Secara garis besar ada 3 tugas
utama wanita, yang membuatnya memiliki derajat yang mulia, yaitu :
Wanita Sebagai Ibu Generasi
Mengandung dan melahirkan adalah
tugas wanita yang tidak bisa digantikan oleh siapapun. Dari wanita lahir
generasi baru,yang akan menentukan hari depan umat menggantikan pejuang-pejuang
sebelumnya.
Allah mengumpamakan wanita
sebagai lahan (hartsun), tempat menyemai binih dan menumbuhkan bibit baru. Jika
ladang itu baik, niscaya baik pula apa yang tumbuh disana. Sebaliknya, jika ladang
tersebut jelek berarti buruk pula apa-apa yang hidup diatasnya.
Oleh karena tiu tidak heran kalau
musuh-musuh isalm berupaya merusah ladang ini dengan berbagai macam cara. Sebagaimana
firman Allah swt :
“Apabila kalian berpaling, niscaya ia (orang-orang kafir) berjalan
dibumi untuk mengadakan kerusakan padanya,menghancurkan ladang-ladang dan
tanaman”. (QS Al Baqarah : 205)
Wanita Sebagai Pendidik Generasi
“Apabila mereka keluar untuk berjihad, kami jaga harta mereka”.
Hal ini menunjukkan peran wanita
sebagai murabbiyan (pendidik) bagi anak-anak. Dengan kelembutan dan kasih
sayang, wanita berkewajiban menjadikan kader-kader isalm sebagai seorang muslim
kaffah (seutuhnya). Firman Allah swt :
“Dan ingatlah akan apa-apa yang dibaca dirumah-rumah kalian dari
ayat-ayat Allah dan Al Hikmah (sunah nabi)”. (QS AlAhzab : 33)
Ini merupakah peringatan bagi
para ibu untuk mendidik anak dengan Al Quran, memahamkan mereka dan menanamkan
nilai-nilai Islam dari diri mereka. Mengajari mereka dengan Al Hikmah (sunah
nabi) agar lahir generasi yang bijak.
Kualitas generasi tergantung dari
pendidiknya, apakah nantinya menjadi penghuni surga atau neraka. Pada dasarnya
setiap bayi itu lahir dengan kondisi fitri. Ia seperti kertas putih yang berlum
terulis. Tinggal apa yang dituliskan diatasnya dan siapa yang menuliskan.
“Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang akan
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.
Wanita Sebagai Basis Rumah Tangga
Wanita ditakdirkan sebagi tempat
untuk mendapatkan ketenangan (sakinah), kasih dan sayang (mawaddah dan rahmah)
sebagaimana firman Allah Swt :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang”. (QS Ar Ruum : 21)
Wanita secara fitrah memang basis
rumah tangga tempat pulang bagi suami dan anak-anak. Disana suami akan
mendapatkan ketenangan setelah lelah dan anak akan mendapatan pendidikan serta
rasa aman. Oleh karena itu Allah juga berfirman :
“Dan tetaplah tinggal dirumah-rumah dan janganlah kalian berhias dengan
cara jahiliyah”.
(QS Al Ahzab : 33)
Semoga para wanita Islam mampu mewujudkan tugas-tugas mulia tersebut. Amiin...
Sumber : https://lenterahati21.blogspot.co.id